rozikin roz
Nulis Apa Aja Boleh

God, don't let me be discouraged

Tuhan, apa sebatas ini sajakah kemampuan hamba? apa cuma segitu saja semangat hamba?

Maaf Tuhan, seharusnya hamba bukan bertanya padaMu, seharusnya hamba bertanya pada diri hamba sendiri.

Picik memang sebagai manusia biasa, tanpa berfikir kembali atas nikmat luar biasa yang Engkau berikan.

Maaf Tuhan, hamba tak lebih hanya butiran debu kecil yang sering terombang ambing angin dan hujan.

Jangan biarkan hamba menyerah begitu saja sebelum meraih cita. Hamba percaya Engkau maha Adil dan maha pengasih.

God, don't let me be discouraged

Jakarta, 11 Desember 2013

Read On 0 komentar

BELAJAR DARI SEBUAH KEPOMPONG

Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - BELAJAR DARI SEBUAH KEPOMPONGHidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika anda ingin berhasil dan menjadi manusia sukses maka anda pun harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu sangatlah tidak baik untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini. Pada artikel ini saya akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang sungguh sangat inspiratif untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku yang sangat menarik dan sudah lama saya beli, tetapi baru sempat saya baca beberapa waktu yang lalu, buku tersebut berjudul,”setengah isi setengah kosong” karya parlindungan marpaung. Berikut adalah kutipannya: Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana. Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Read On 0 komentar

MENJUAL KEPERAWANAN

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok. Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya. Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa. Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya: "Maaf, nona ... Apakah anda sedang menunggu....
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Read On 0 komentar

MENJUAL SISIR KEPADA BIKSU

Pada suatu hari, sebuah perusahaan sisir akan mengadakan ekspansi untuk area pemasaran yang baru. Perusahaan sisir tersebut lalu membuka lowongan pekerjaan. Karyawan baru itu akan ditempatkan di Divisi Marketing. Setelah lowongan dibuka, banyak sekali orang yang mendaftarkan diri untuk mengisinya. Lebih dari 100 orang pelamar datang ke perusahaan itu setiap harinya. Setelah melalui berbagai proses seleksi yang cukup ketat, terpilihlah tiga kandidat utama. Sebut saja A, B, dan C. Perusahaan lalu melakukan seleksi final dengan memberi tugas kepada tiga orang terpilih. Seleksi finalnya ialah A, B, dan C diminta untuk menjual sisir kepada para biksu – yang tinggal pada sebuah komplek wihara – di area pemasaran baru tersebut – dalam jangka waktu 10 hari. Bagi sebagian orang, tugas ini sangat tidak masuk akal, mengingat biksu-biksu itu berkepala gundul dan tidak pernah memerlukan sisir. Sepuluh hari pun berlalu, akhirnya tiba saat ketiga pelamar tersebut datang kembali pada perusahaa....
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Read On 0 komentar

Jatuh

Jatuh adalah sebuah kata istilah yang memiliki divinisi negatif, tetapi jika di gabungkan dengan sebuah kata lagi di depannya bisa saja memiliki arti positif (itu menurut beberapa orang).

Tetapi menurutku yang namanya jatuh meskipun di gabungkan dengan kata apapun tetap saja sakit. Semisal jatuh cinta, aku menganggap itu adalah sebuah kesakitan, ya sakit karena hati yang sebelum nya normal menjadi merasa sakit ketika merindukan seseorang yang membuat kita jatuh cinta.

Terserah orang lain akan mendevinisikan hal itu seperti apa. Ini adalah pendapatku, pendapat penulis. Egois memang, ya karna ini hanyalah sebuah tulisan ungkapan perasaan yang sedang penulis alami.

Jatuh cinta itu sakit sesakit kulit yang tergores aspal bahkan bisa lebih lebih dari itu ketika tidak ada respon sama sekali dari orang yang bersangkutan.

Atau bahkan ketika kita tidak bisa mengendalikan perasaan yang menggebu, rasanya sakit ketika ridu datang, karna siapapaun akan merasakan rindu walaupun belum mengenal siapa yang ia cintai ketika perasaan itu datang.

Oke fine, itu adalah ketika perasaan bertepuk sebelah tangan, hal yang mengerikan lagi adalah ketika orang yang bersangkutan sebenarnya telah merespon tetapi kemudian kita tidak bisa berkutik dan berbuat banyak, hanya karena terperangkap bayang bayang masa lalu. Rasa takut terulang kembali kejadian lalu yang begitu menyakitkan.

Penulis rasa tidak sedikit yang merasakan hal seperti itu, ayo jujur jujuran pasti kamu juga pernah mengalami. Karna pada dasarnya manusia itu memiliki daya sensitifitas yang tinggi tetang perasaan. Jika kamu tidak pernah mengalaminya berarti kamu termasuk sosok yang memiliki kekebalan perasaan lebih.

So, kembali lagi pada inti cerita yaitu tentang penulis yang sedang jatuh, jatuh hati kepada seseorang dengan kecamuk campur aduk antara perasaan dan masalah masalah di luar itu.  Saat tulisan ini di buat penulis sedang mengalami tamparan masalah yang cukup besar baik dari segi pekerjaan dan bangkrutnya usaha dan juga segi psikologi banyaknya tekanan masalah dari keluarga dan orang sekitar.

Sehingga perasaan bahagia karna jatuh cinta itu tidak bisa di rasakan dengan maksimal. Kasihan memang tapi siapa yang tau dan siapa yang peduli.

Harus nya penulis malu membeberkan masalahnya di dalam blog ini, tetapi untuk sementara ini adalah hal yang bisa di lakukan karna belum ada tempat curhat yang tepat, tepat bukan berarti mereka yang bisa memberikan masukan, solusi atau bantuan. Tepat disini penulis artikan apakah masih ada orang yang mau mendengarkan curhatan masalah dari orang lain?

Ah sudahlah ini hanya cobaan dan orang yang bersyukur hanya bisa berusaha untuk keluar dari nya. Keep spirit and ciaoo!!

Jakarta, 3 Desember 2013

Read On 0 komentar

Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan Anda

Banyak orang bersedih hanya karena hal-hal sepele yang tak berarti. Perhatikanlah orang-orang munafik; betapa rendahnya semangat dan tekad mereka. Berikut ini adalah perkataan-perkataan mereka:

{Janganlah kamu sekalian berangkat (pergi berperang) di dalam panas terik ini.} (QS. At-Taubah: 81)

{Berilah kami izin (tidak pergi berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.} (QS. At-Taubah: 49)

{Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).}(QS. Al-Ahzab: 13)

{Kami takut akan mendapat bencana.} (QS. Al-Ma'idah: 52)

{Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.} (QS. Al-Ahzab: 12)

Sungguh, betapa sempitnya hidung-hidung mereka, betapa sengsaranya jiwa-jiwa mereka. Hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, piring, rumah dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tak pernah menatap bintangbintang keutamaan hidup. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan.

Coba perhatikan, betapa banyaknya manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci isteri, anak atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan, atau mengalami keadaan yang menyedihkan. Ini semua, pada dasarnya justru merupakan musibah besar bagi manusia-manusia seperti itu. Betapa mereka sama sekali tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih mulia yang seharusnya menyibukkan mereka, dan juga kepentingan-kepentingan agung yang seharusnya menyita seluruh waktu mereka.

Padahal, pepatah mengatakan: "Jika air telah keluar dari bejana, hawa kosong akan datang memenuhinya." Maka dari itu, bila Anda juga merasa seperti orang-orang tadi, renungkanlah kembali hal-hal yang selama ini telah menyita perhatian dan hidup Anda, atau bahkan membuat Anda resah setiap saat. Benarkah semuanya itu pantas memperoleh perhatian dan porsi yang sedemikian besar dalam hidup Anda? Mengapa Anda harus rela mengorbankan pikiran, daging darah, ketentraman dan juga waktu hanya untuk persoalan-persoalan sepele tadi?

Ibarat orang berjual beli, apa yang Anda lakukan itu sebenarnya suatu keculasan dan kerugian besar yang dibayar murah. Para ahli jiwa sering mengatakan, "Buatlah batasan yang rasional (wajar) untuk setiap hall" 

Dan lebih tepat dari kalimat ini adalah firman Allah,

{Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.} (QS. Ath-Thalaq: 3)

Yakni, letakkanlah setiap persoalan sesuai dengan ukuran, bobot dan kadarnya. Janganlah sekali-kali Anda melakukan kezaliman dan melampaui batas. Ibaratnya, bila tujuan utama orang-orang yang berbakti kepada Allah (ketika berada dibawah sebuah pohon) adalah untuk berjual beli, maka mereka akan mendapatkan ridha Allah. Namun, bila salah seorang dari mereka hanya disibukkan dengan urusan untanya saja, hingga ia tak sempat ikut berjual beli, maka yang akan ia peroleh adalah hanya kebinasaan dan kegagalan.

Abaikanlah hal-hal sepele yang tak penting. Jangan sampai Anda hanya disibukkan olehnya dan waktu Anda habis karenanya. Dengan begitu, niscaya Anda kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi Anda. Dan Anda pun selalu riang ceria.

Latahzan - Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan Anda
Read On 7 komentar

Sabar Itu Indah

Bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi pelbagai kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang besar. Karena itu, jika kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan.

Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakab Anda mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain kesabaran? Konon, seorang pembesar negeri ini memiliki 'ladang gembalaan' dan 'lapangan' yang selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan, kesulitan yang lain selalu datang mengunjunginya. Meski demikian, ternyata ia tetap berlindung di balik perisai kesabaran dan mengenakan tameng keyakinan kepada Allah.

Demikian itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan setiap kesulitan dan menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah. Syahdan, ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit, para sahabat berkata kepadanya, "Bolehkah kami panggilkan seorang tabib untuk mengobatimu?" "Seorang tabib telah memeriksaku!," jawab Abu Bakar. Para sahabat pun bertanya, "Lalu apa yang ia katakan?" la berkata, "Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau."

Bersabarlah karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana kesabaran orang yang yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat kembali yang baik, mengharap pahala, dan senang mengingkari kejahatan.

Seberapa pun besar permasalahan yang Anda hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan.

Saya pernah membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya tertegun dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka. 

Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya kemenangan. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak hanya cukup bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak lantang di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya.

Source: Laatahzan - Sabar itu Indah
Read On 0 komentar

Hari Ini Milik Anda

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum
tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}(QS. Al-A'raf: 144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.
Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum
baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi? Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat. Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,
menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil,
dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."

"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."

"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Hari ini milik Anda - La Tahzan Jangan Bersedih - Dr. Aidh Al Qarni
Read On 0 komentar

Istighfar Solusinya

Ketika Imam Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di dalam mesjid bersama para sahabatnya, tiba-tiba ada seorang yang datang menghampirinya dan berkata dengan nada mengeluh, “Wahai Syeikh, hujan belum juga turun”. Mendengar perkataan tersebut Hasan al-Bashri menasehati, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah !”.

Tak lama kemudian datang lagi seorang lainnya yang juga mengadukan keluh kesahnya, Wahai Syeikh, aku menderita kemiskinan yang parah”. Maka Imam Hasan al-Bashri berkata, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah !”.
Seorang lainnya juga datang mengeluhkan keadaan dirinya, “Wahai Syeikh,, istriku mandul, tidak bisa melahirkan anak”. “Perbanyaklah istighfar kepada Allah !”, kata Hasan al Bashri masih dengan jawaban yang sama.

Tak lama kemudian tiba-tiba ada seorang lagi yang datang, “Wahai Syeikh, bumi sudah tidak memberikan hasil bumi dengan baik”. Maka Imam Hasan al-Bashri berkata, “perbanyaklah istighfar kepada Allah !”.

Beberapa sahabat yang sedang berkumpul bersamanya di tempat itu terheran-heran dengan jawabannya. Mereka bertanya , “Kenapa setiap orang yang mengeluhkan permasalahannya kepada anda, selalu anda anjurkan kepadanya untuk memperbanyak istighfar kepada Allah ?”. Maka Imam Hasan al-Bashri menjawab,

“Apakah anda tidak membaca firman Allah Ta’ala yang bunyinya :

“Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (Q.S. Nuh : 10 – 13).
Dalam menafsirkan ayat ini, ahli tafsir Ibnu Katsir mengungkapkan bahwa istighfar dan tobat seseorang kepada Allah akan menjadi jalan datangnya rezeki, turunnya hujan yang membawa keberkahan, bertambahnya keturunan, dan melimpah ruahnya hasil bumi. Adapun pribadi yang kotor oleh dosa akan jauh dari keberkahan rezeki Allah sebagaimana sabda Nabi SAW, ''Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.'' (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Berkaitan dengan hadis ini, Ibnu Qayyim Al-Jauzi mengatakan, ''Jika ketakwaan merupakan penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan takwa dapat menimbulkan kemiskinan. Tidak ada satu pun yang dapat memudahkan rezeki Allah kecuali dengan meninggalkan maksiat.'' Source.
Read On 0 komentar

Jangan Tenggelam Dalam Kepribadian Orang Lain

Dalam kehidupan di dunia, menusia melalui tiga fase: fase taklid, fase menyeleksi, dan fase berinovasi. Fase taklid adalah fase meniru orang lain, memakai kepribadian mereka, dan berlaku meniru kelakuan mereka. Munculnya taklid itu karena tumbuh perasaan kagum, bergantung, dan kecenderungan yang sangat kuat dalam diri seseorang. Sikap taklid sering kali membawa orang meniru gerakan, suara dan yang lainnya. Padahal ini, tanpa disadari, semua merupakan pembunuhan secara paksa terhadap karakter dan sifat diri sendiri. Sunggung mereka itu sangat menderita karena melakukan sesuatu yang sangat bersebrangan dengan kecenderungan mereka sendiri. Mereka berjalan mundur. Mereka membiarkan suara aslinya sama dengan suara orang lain, dan meninggalkan cara berjalannya demi meniru jalan orang lain. Seandainya saja yang di taklid itu sifat-sifat yang terpuji yang akan memperkaya usia hidup dan akan mengangkat status sosial dan yang disisi Allah SWT, alangkah indahnya. Misalnya, taklid dalam ilmu pengetahuan, dan terhadap kedermawanan orang lain. Namun yang sangat mengherankan adalah bahwa mereka bertaklid sampai dengan makhraj huruf, cara bicara, sampai cara memberi isyarat dengan tangan.

Kita adalah makhluk spesial dan unik. Kita akan dikenal lewat sifat dan kemampuan kita sendiri. Sejak menciptakan Adam hingga nanti mengakhiri perjalanan alam ini, tidak akan ada dua orang sama persis dengan yang lain dalam bentuk fisik.

Dan, berlainan bahasamu dan warna kulitmu (QS. Ar-Rum:22)

Pertanyaannya kemudian: Mengapa kita ingin sama dengan orang lain dalam sifat, bakat dan kemampuan? Sesungguhnya, keindahan suara adalah karena memang tidak sama, dan prestasi yang bagus itu karena kita memiliki spesifikasi yang sangat berbeda.

Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan mereka yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat (QS.Fathir: 27).

Read On 0 komentar

Antara Nikah Mut'ah Misyar dan Sirri

Belakangan ini bermunculan banyak fenomena perkawinan yang di anggap tidak wajaar dan sangat riskan. Seperti nikah Mut'ah atau kawin kontrak. Nikah Sirri atau kawin bawah tangan. Nikah Misyar atau kawin lawatan, dan sebagainya.

Dalam pendekatan hukum (syariat), nikah mut'ah dan nikah misyar masih diperdebatkan soal boleh atau tidak boleh untuk dilakukan. Bikah mut'ah yang dalam prakteknya berarti menikah dalam batasan waktu tertentu pada zaman Nabi pernah di perbolehkan. Yaitu, pada masa peperangan terus-menerus menderu komunitas umat Islam. Banyak prajurit yang mengeluhkan keberadaan mereka yang selama berbulan-bulan jauh dari istri. Sementara hasrat libido mereka membutuhkan penyaluran yang benar. Akhirnya Nabi membolehkan nikah mut'ah tersebut.


Nikah Mut'ah (kawin kontrak)
Nikah Mut'ah adalah kawin kontrak. Dalam kitab hadis Shahih Muslim dijelaskan bahwa nikah mut'ah akhirnya tidak diperbolehkan lagi setelah dua atau tiga kali mengalami amandemen. Yaitu dari yang semula tidak boleh menjadi boleh, kemudian tidak diperbolehkan lagi, dan kemudian di perbolehkan lagi, hingga akhirnya tidak diperbolehkan. Pada akhir masa hayatnya, Nabi bersabda "Sesungguhnya aku telah mengharamkan nikah mut'ah sampai hari kiamat".

Hadis ini diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib. Namun sebagian ulama mengkritik hadis tersebut dengan menganggap kurang dapat dibuktikan ke-otentikannya dan tidak jelas kapan Nabi menegaskan hal ini. Sementara di pihak lain sahabat Jabir meriwayatkan bagaimana sejumlah Sahabat tetap menganggap boleh dan melakukan nikah mut'ah tersebut hingga pada awal pemerintahan Umar bin Khattab yang kemudian melarang secara tegas model pernikahan semacam ini.

Nikah Misyar (kawin lawatan)
Nikah Misyar adalah kawin lawatan. Contoh gambaran dalam kasus pernikahan ini adalah bisa seorang janda kaya minta untuk di nikahi seorang laki-laki, dengan kompensasi bahwa ia akan melepaskan hak nafkah dan memperbolehkannya tidak tinggal serumah, karena yang dibutuhkan adalah penyaluran seksualitasnya.

Bahkan si perempuan itu kadang berjanji akan memberikan tunjangan semampunya kepada laki-laki yang mau menikahinnya. Pernikahan model seperti ini sempat hangat diperbincangkan di Mesir sekitar tahun 90-an. Meski tidak setajam perdebatan nikah mut'ah model nikah yang semacam inipun diperdebatkan soal boleh atau tidaknya secara hukum (syariat).

Nikah Sirri (kawin bawah tangan)
Nikah Sirri adalah kawin bawah tangan. Dalam prakteknya nikah ini adalah bentuk perkawinan tanpa pengesahan dari KUA, akan tetapi telah memenuhi semua syarat pernikahan secara syari'at sebetulnya sudah di anggap sah oleh agama. Meskipun ada juga yang berpendapat bahwa hal itu kurang baik, mengingat besarnya ancaman keamanan dan lemahnya perlindungan hak bagi istri, anak dan pembagian waris secara hukum positif negara.

Akal Budi untuk Menimbang Aspek Moralitas
Namun terlepas dari semua kontroversi fikih yang ada, karena disini kita bukan membahas tentang fatwa hukum, seyogyanya kita senantiasa mengingat kembali nilai-nilai moralitas dan tujuan pernikahan demi membangun rumah tangga yang sakinah.

Sehingga kita harus mengedepankan pertimbangan yang arif dan sikap bijak dan akhirnya akan menyelamatkan diri kita dari kecerobohan dan dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi. Masih banyak sekali pilihan jalan dan cara yang lebih baik, tepat, nyaman dan aman dalam masalah pernikahan ini. Tidak selayaknya kita sebagai makhluk yang dibekali akal budi pekerti oleh Allah SWT, kemudian kmengambil sikap dan tindakan yang ceroboh, di mana hal hanya akan membuktikan bahwa kita kurang bisa menyukuri nikmat akal budi pekerti yang dikaruniakan oleh Allah SWT.
Read On 0 komentar

Pikirkan dan Syukurilah

Pikirkan dan Syukurilah- Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.

Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya (QS.Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang, pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, kita memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Kita menguasai kehidupan tetapi tidak pernah mengetahuinya.

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki. Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acap kali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus-menerus tiada henti? Apakah kita mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan kita dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata kita yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit kita yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dasyatnya fungsi otak kita yang selalu sehat dan terhindar dari keginaan yang menghinakan.

Adakan kita ingin menukar mata kita dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran kita seharga perak satu bukit? Apakah kita mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah kita, hingga kita bisu? Maukah kita menukar kedua tangan kita dengan untaian mutiara, sementara tangan kita buntung?

Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi kadang kita tidak menyadarinya. Kita masih tetap merasa suntuk, resah, sedih, dan gelisah, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal sesungguhnya kita masih bisa memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkanlah semua itu, dan kemudian syukurilah!

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling kita.

Dikutip dari karya fenomenal La Tahzan - Jangan Bersedih (DR.Aidh al-Qarni)
Read On 5 komentar